Sabtu, 01 November 2014

Quis Pertama dengan New Comer

Dari awal, sudah mengira hari ini akan dilewati dengan sangat berat dan dengan perasaan yang tak menentu. Tidak hanya untukku saja, tetapi ternyata teman-teman lain dikelas pun merasakan hal yang sama. Mungkin karena kami sudah bersama selama 2 tahun, sehingga rasa yang ada pun tak jauh berbeda. Yang jadi pertanyaan adalah, ada apa dengan hari ini? Kok sampai segitunya. Nah jawabannya adalah, karena hari ini ada Quis Marathon dari new comers di kelas. New comers tersebut sangat berbeda sekali karakternya dengan bapak ibu dosen yang lain. Ya mungkin karena beliau ini baru, sehingga masih butuh penyesuaian dalam mengajar. Terlebih, yang menjadi mahasiswanya itu kami. Pribadi-pribadi yang sedari awal di didik tidak untuk menghafal isi buku. Humm.. Tapi kami juga memaklumi karena mungkin basicnya new comers ini bukan dari akademisi. Jadi ya begitulah gaya mengajarnya. Terlihat agak sedikit kaku. Terlepas dari itu, kalau masih bisa diikuti tak jadi masalah lah buatku. Walaupun banyak diantara teman lain mengeluhkan pembawaannya yang sangat tidak mudah diterima. Sebenarnya jika kitanya mau membaca terlebih dahulu materi itu, akan sangat mudah sekali mengikuti alur mengajarnya. Karena sudah dipastikan apa yang disampaikan sama dengan apa yang ada di buku. So, tinggal pinter-pinternya kita saja mengambil simpati dari beliau. Kami sudah ada di kelas seperti biasa, tiba-tiba sang wakil ketua kelas memberi informasi bahwa Quis dilaksanakan di Auditorium Fakultas, tepatnya di lantai tiga. Kami sekelas langsung berbondong-bonding naik ke lantai tiga dengan jalan beriringan seperti mau naik kapal veri. Setibanya diruangan, ternyata tempat duduknya sudah disetting sedemikian rupa sehingga menjadikan kami langsung toleh kiri-kanan, seolah berdiskusi tapi dalam diam. Hanya tatapan mata dan sunggingan senyum sudah memberikan makna bahwa kami satu suara tentang metode tempat duduk ini. Kami hanya diperkenankan membawa pena saja, tas dan semua isinya harus ditaruh didepan. Sebelum soal dibagi tiba-tiba ada intruksi disuruh menyiapkan kertas. Kami kembali toleh kiri-kanan, menarik nafas panjang, kemudian melangkah ke depan menuju tas masing-masing. Anehnya, si new comers tersebut mengatakan “Bagi yang kertasnya non polio bergaris nilainya minus”. Alamak, dapat darimana orang seperti ini, tega sekali pak Kajur membiarkan kami dalam kondisi seperti ini. Kami saling berbagi kertas (karena tidak semua mahasiswa membawa polio bergaris setiap hari), berbagi pena, dan juga berbagi perasaan yang sama terhadap si new comers ini. Soal terdiri dari empat jenis, yaitu soal benar-salah, berpasangan, pilihan ganda, dan esai. Totalnya ada 50 soal, dan kami diberi waktu 75 menit. Untuk memulainya pun harus menunggu intruksi, seperti mau Ujian Nasional saja. Setelah dipersilahkan, dengan membaca “Bismillahirohmanirohim” kumulai membaca soal. Dan terimakasih ya Allah, hampir 80% adalah materi yang sudah kubaca sebelumnya. Jadi tidak terlalu mengalami kesulitan. Terimaksih juga buat new comers, beliau tahu saja kalau aku ini belajar secara fokus hanya di bab 1 dan 2. Padahal bahan Quisnya itu bab 1, bab 2, bab 3, bab 5, bab 7, bab 8, bab 9.


1 komentar:

Unknown mengatakan...

nandi pong.....

Posting Komentar